Rara
dan Rio adalah siswa SMU disalah satu sekolah
di Jogya. Rara dan Rio ternyata satu kelas disekolahnya yaitu kelas III IPS 1. Hari-hari Rara dan Rio di
isi dengan kegiatan siswa-siswa lain pada umumnya. Sekolah, belajar, dan
tentunya jalan-jalan mengitari kota Jogya dikala mereka sedang libur/malam
minggu walau hanya sekedar cari kuliner ataupun hanya jalan-jalan biasa dengan
motor milik Rio untuk menghabiskan malam minggu mereka berdua. Karena Rio dan
Rara adalah sepasang kekasih.
Pak
Atmo, laki-laki parobaya artinya tidak tua dan tidak muda (sedanglah sekitar
usia 50 tahunan) bekerja sebagai penjaga sekolah dimana Rara, Rio dan
murid-murid yang lainnya menghabiskan waktu mereka untuk belajar, melakukan
extra kulikulernya setiap hari. Pak Atmo terkenal sangat sopan, kebapaan dan
selalu menjadi tempat curhat anak-anak sekolah yang dijaganya itu. Tak kecuali
Rio dan Rara selalu curhat kepada pak Atmo bila ada masalah baik dirumah atau
dikelasnya. Pokoknya pak Atmo okelah, bisa diandalkan karena pandai menyimpan
rahasia. Oh ya pak Atmo tinggal disekolah itu karena tugas pak Atmo, selain
menjaga sekolah itu, dia juga bertugas membersihkan taman dan lain-lain,
pokoknya sekolah itu ya rumah pak Atmo, pak Atmo belum menikah / atau masih
sendiri makanya dia sering disinggung-singgung oleh para guru atau murid-murid
sekolahnya, bahkan pernah diolok-olok ada sebagian murid-murid disekolah itu
kalau pak Atmo takut terhadap perempuan tapi pak Atmo tak bergeming alias cuek
aja. hmm.
Hujan
turun sangat lebat di area sekolah itu, Rara baru menyelesaikan latihan
tarinya, karena latihan sangat keras Rara agak sedikit pusing, dan meminta pak
Atmo untuk membelikan obat diwarung dekat sekolahnya, karena Rio yang biasa
menjemput Rara selepas latihan tarinya ini, masih berteduh karena hujan itu.
Karena
musim hujan, pak Atmo menawarkan obat yang sering dia minum dikala sedang
pusing, Rara percaya karena pak Atmo sudah seperti orang tua sendiri, ternyata
yang diberi oleh pak Atmo kepada Rara adalah obat tidur bukan obat pusing
kepala, pak Atmo salah ambil obat, dikala obat sudah masuk ke perut Rara,
pusing Rara hilang tapi dia mengantuk dan langsung jatuh tertidur karena yang
diminum adalah obat tidur.
Hujan
masih turun, Rio belum datang menjemput Rara, akhirnya Rara dibawa kerumah pak
Atmo persis dibelakang tempat ruang tari dimana Rara selalu melakukan latihan
tari setiap minggunya. Hati pak Atmo berdesir melihat kecantikan dan kelembutan
tubuh Rara, terjadilah perbuatan “Asusila” yang dilakukan pak Atmo kepada Rara,
dimana dilakukan pada saat Rara tidak sadar dan hujan masih turun dengan alunan
gending jawa yang menyayat hati.
Semenjak
kejadian itu, sikap pak Atmo mulai berubah menjadi pendiam, takut dan merasa
bersalah karena telah menodai Rara salah satu murid tempat ia bekerja dan
mengabdi.
Tapi
sikap Rara tidak berubah, malah ia semakin gencar latihan tari jawanya, karena
acara untuk lomba tari antar kelas disekolahnya tidak lama lagi akan
berlangsung ya sekitar 3 bulanan lagi, dimana Rara ditunjuk oleh wali kelasnya
untuk mewakili kelas 3 IPS 1 dalam ajang lomba tari itu.
Seminggu
lagi, acara classmeeting lomba tari akan segera dimulai, semua murid di SMA
tempat pak Atmo bekerja akan segera dimulai. Rara mulai gusar dan gelisah
karena perut Rara semakin membuncit dan keinginan makan yang aneh-aneh. Seperti
ingin rujak, dan lain-lain. Rio juga mulai bingung melihat gelagat prilaku Rara
yang menunjukan tanda-tanda orang sedang berbadan dua.
Rara
mulai shok, ternyata dia sudah hampir 2 bulan lebih tidak datang bulan dan setelah
memberanikan testpack, Rara positive hamil. Tapi Rara bingung siapa yang
melakukan ini, karena dia dan Rio tidak pernah melakukan hal-hal diluar batas
pergaulan, Rara hamil!
Perubahan
tubuh Rara mulai tercium oleh keluarga dan teman-teman dikelasnya, dan juga
Rio. Apalagi pada saat Rara hendak mencoba kontum baju jawa yang akan hendak
dipakainya Rara untuk acara lomba tari yang tinggal menghitung hari.
Rara
hamil! Apabila ketahuan oleh keluarga dan teman-temannya tentu akan membawa aib
bagi nama baik sekolahnya dan juga Rio serta keluarganya. Rara curhat kepada
pak Atmo tentang kehamilannya, pak Atmo pura-pura bingung dan siap membantu
untuk menggugurkan kandungannya yang sudah berjalan 3 bulan, segala jalan sudah
ditempuh termasuk minum jamu pelentur, tapi semua sia-sia, tidak berhasil.
Latihan
menari sudah selesai, tapi Rara tidak pede dengan perubahan bentuk tubuhnya,
diam-diam stagen/selendang yang dipakai untuk latihan menari itu, dijadikan
alat untuk mengakhiri hidupnya dengan cara menggantung dirinya di wc sekolah
tempat dia belajar dan menghabiskan waktunya bersama orang-orang yang dia
cintai.
Rara
“gantung diri” dikala dia sudah putus asa, panik, takut malu dan belum
mengetahui siapa pelaku yang mencabulinya, dengan stagen / selendang tari jawa
miliknya di wc sekolah pada saat acara lomba tari akan segera dimulai.
Tentu
saja acara classmeeting menjadi geger karena kematian Rara. Semua berduka,
sedih tak kecuali pak Atmo yang melakukan perbuatan itu kepada Rara, hingga
akhirnya Rara menghabiskan nyawanya dengan cara yang tidak wajar!!! Acara
classmeeting diundur.
Satu
minggu setelah kematian Rara, kegiatan belajar sekolah sudah mulai normal
seperti biasanya, tapi kelas 3 IPS 1 masih berduka, karena kehilangan salah
satu murid wanitanya yaitu Rara, hantu / roh Rara mulai beraksi “pertama” pada
saat pelajaran kesenian dimana tiba-tiba dikelas Rara tercium bau kemenyan yang
sangat menusuk hidung, ternyata Rara hadir ditengah-tengah murid dan guru,
karena pelajaran kesenian adalah
pelajaran favorit Rara. Begitu pula dirumah pak Atmo, pada malam harinya
sering terdengar suara musik gending jawa dan bau kemenyan seperti yang
dilakukan Rara pada saat masih hidup.
Hidup
pak Atmo sudah mulai tidak tenang, karena selalu dihantui rasa bersalah dan
selalu dihantui bayangan roh Rara untuk minta pertanggungjawabannya. Kejadian
itu selalu berulang-ulang disaat malam tiba.
Pagelaran classmeeting untuk lomba tari akan segera dimulai, yang hampir 3 minggu tertunda oleh kematian Rara. Kelas III IPS 1 diwakili oleh salah satu muridnya, yang tentunya keluwesan dan kepandaiannya menarinya jauh diatas kemampuan Rara, sebelum lomba menari “Dewi” pengganti Rara diam-diam meminta izin kepada Rara, untuk menggantinya menari, tetapi apa yang terjadi roh Rara masuk dan merasuk kedalam tubuh Dewi, Dewi menari seluwes dan seindah Rara, yang sebenarnya adalah : yang menari Rara tapi melalui tubuh Dewi.
Ubai Rai.
Genre : Horror, Drama, Teen
Players: -Rara
-Rio
-Pak Atmo
-Dewi
-and others.
0 komentar