Kuda Poni Tetangga Sebelah



Kuda poni tetangga sebelah bukan menceritakan “seekor kuda poni” yang lucu, lincah dan menggemaskan tetapi menceritakan seorang gadis kecil usia sekitar 12 tahunan, yang sangat manis, berambut panjang berponi dan tangguh seperti kuda poni. Gadis itu bernama “Sarah” yang sehari-hari dihabiskan untuk sekolah, belajar dan beribadah. Sarah tinggal bersama ibunya yang bernama “Ibu Tejo” dan adiknya yang bernama “Panji”. Kehidupan Sarah hari-harinya dihabiskan untuk sekolah dan belajar disebuah toko kelontong milik pak Arman selepas pulang sekolah tentunya. Tujuan Sarah belajar di toko kelontong milik “Pak Arman” hanya satu tujuannya yaitu : selain membantu perekonomian keluarganya karena ibu Tejo hanya seorang “Pemulung” barang-barang bekas yang hasilnya tidak seberapa dan tujuan Sarah juga ingin membelikan adiknya sebuah “Kursi Roda” karena Panji sudah lama lumpuh disebabkan tertimpa barang-barang bekas di “Lapak” barang-barang hasil pulungan disaat mengantar ibunya itu.

Ibu Tejo yaitu : ibu Sarah dan Panji, walau dikenal sebagai pekerja keras tetapi ibu Tejo juga sangat baik, lembut dan menyayangi kedua anaknya itu, walaupun dihimpit hidup yang kekurangan tetapi ibu Tejo tidak pernah mengeluh, ia tetap berusaha, bekerja dan berdoa untuk hidup sehari-harinya, walaupun cobaan silih berganti menghampirinya, tetapi kasih sayang ibu Tejo kepada Sarah dan Panji tak pernah luntur oleh waktu, hari ataupun hinaan bagi orang-orang yang tidak suka kepadanya.

Sementara “Rama” anak dari pak Arman, pemilik toko kelontong dimana Sarah bekerja ditempat itu, adalah sosok yang suka menolong dan berbagi kepada Sarah. Baik suka ataupun duka, hari-hari Sarah dan Rama yang umurnya hampir sebaya selalu membantu pekerjaan pak Arman yang baik hati di toko kelontong milik ayahnya. Rama sering membantu Sarah mengumpulkan kardus-kardus yang sudah tidak dipakai yang nantinya akan dijadikan “Uang” guna membantu niat Sarah untuk membelikan “sebuah kursi roda” untuk adiknya Panji yang lumpuh itu. Karena Rama tidak mempunyai seorang ibu, maka sosok bu Tejo ibunya Sarah sudah dianggap seperti ibunya sendiri.

Hari-hari terus berjalan, pada suatu ketika “Sarah” sakit karena terlalu lelah untuk menjalani hidupnya, disamping sekolah dan bekerja Sarah juga ikut membantu mengumpulkan kardus-kardus bekas setiap harinya. Pak Arman sebagai pemilik toko kelontong juga merasa sedih dan khawatir karena sudah beberapa hari Sarah tidak masuk bekerja. Akhirnya pak Arman menanyakan kepada “Rama” putranya, bahwa Sarah sakit. Dengan diantar oleh Rama akhirnya pak Arman berhasil menjenguk Sarah yang sedang sakit tetapi pada saat ingin pulang, pak Arman bertemu dengan ibu Tejo yang habis pulang bekerja sebagai pemulung. Apa yang terjadi pertemuan “Pak Arman” dan “Ibu Tejo” ? Pak Arman mengenali sosok ibu Tejo, waktu dikampung dulu, tapi ibu Tejo justru tidak mengenal pak Arman ini yang membuat pak Arman sering menanyakan kehidupan masa lalunya ibu Tejo, kepada Sarah, bahkan kepada Rama putra semata wayangnya itu.

Dengan berlinang air mata dan penuh kesedihan, akhirnya ibu Tejo ibunya Sarah dan Panji, menceritakan masa lalunya kepada kedua anaknya dan juga Rama putra pak Arman. Ternyata kehidupan ibu Tejo waktu seusia Sarah, sangatlah kaya karena dia anak seorang kepala desa dikampungnya, dan bu Tejo juga menceritakan bahwa pada saat seusia Sarah, ia mempunyai kuda poni yang lucu, cantik, tangguh yang diberi nama “Suri” yang dibantu pemeliharaannya oleh seorang pemuda yang bekerja dirumahnya yaitu : pak Arman. Karena terjadi bencana alam di desanya,  akhirnya semua terpisah bahkan kuda poni yang lucu itu tidak diketahui keberadaannya.

Mendengar cerita itu, hari pak Arman melalui putranya Rama menjadi sangat terpanggil untuk membalas budi kebaikan keluarga ibu Tejo pada waktu dikampung dahulu. Akhirnya pak Arman dan Rama memberanikan diri untuk datang kerumah Sarah. Pak Arman bercerita, bahwa dahulu ia bekerja di rumah ayahnya ibu Tejo seorang Kepala Desa, dan ia juga yang memelihara dan membantu ibu Tejo untuk mengurus “Kuda Poni” kesayangan ibu Tejo pada saat ibu Tejo masih sangat belia.

Keharuan pecah seisi rumah itu, akhirnya dengan kebaikan pak Arman, ibu Tejo alias “Suri” tidak lagi bekerja sebagai pemulung tapi bekerja membantu pak Arman di Toko Kelontongnya, dan yang paling mengejutkan “pak Arman” menghadiahkan “sebuah kursi roda” untuk Panji, agar menjadi seorang yang cerdas, tangguh seperti “Kuda Poni” yang banyak di sukai oleh banyak orang.  



Ubai Rai.




Genre  : Drama, Kids

Players:    -Sarah

                 -Rama

                 -Panji

                 -Ibu Tejo

                 -Pak Aman

                 -and others.


0 komentar