Pesta pernikahan antara bu Lasno dan Tejo menjadi viral dan perbincangan bagi warganet dan buah bibir warga sekampungnya. Yang menjadikan pesta pernikahan itu viral dimana-mana, bukan hanya usia ibu Lasno yang jauh lebih tua dari umur Tejo yang sebenarnya Tejo lebih pantas untuk kedua putrinya yaitu : Marlina dan Pertiwi, bukan juga pesta pernikahan itu menjadi viral dimana-mana yang diselenggarakan selama 7 hari tujuh malam tetapi pada pesta pernikahan itu “ Souvenir “ yang dibagikan kepada undangan yang hadir adalah berupa “ hewan sapi “ untuk diternak dan diberikan ‘ giveaway ‘ berupa 7 “ perjalanan paket umroh “ ketanah suci bagi undangan yang bisa menangkap karangan bunga yang dilempar oleh kedua mempelai beda usia di tujuh hari pesta pernikahan yang heboh dan akbar tersebut. Coba bayangkan berapa “hewan sapi ternak” yang disiapkan oleh ibu Lasno dan biaya yang dikeluarkan untuk pesta pernikahannya yang meriah selama 7 hari tujuh malam itu, juga biaya give away perjalanan umroh ketanah suci bagi 7 orang pasangan yang memenangkan tangkap bunga tangan itu ??? Untuk biaya tidak jadi soal, karena ibu Lasno mewariskan kekayaan yang berlimpah dari pak Lasno yang meninggal mendadak karena serangan jantung ! Pesta dan pernikahan antara bu Lasno dan Tejo itupun yang menjadi salah satu isi surat wasiat yang ditulis dan diminta oleh pak Lasno sebelum pak Lasno meninggalkan semuanya yang ada di muka bumi dengan tujuan untuk kebahagiaan semuanya.
Pak
Lasno ..... orang yang baik hati dan bersahaja punya segalanya. Istri yang
cantik walau sudah tidak muda lagi, punya dua anak gadis yang ramah dan pintar
yaitu Marlina dan Pertiwi, pak Lasno juga mempunyai harta kekayaan yang
berlimpah berupa sawah yang berhektar-hektar, toko swalayan disetiap sudut kampungnya,
Pom bensin yang uangnya mengalir tak pernah henti, sampai rumah kontrakan dan
hewan sapi ternak yang tidak bisa dihitung dengan jari. Pokoknya kekayaan pak
Lasno dan keluarganya tajir melintir tujuh keliling!!! Walaupun sabagai orang
terkaya dikampungnya tetapi mereka tidak sombong dan jumawa atas semua itu.
Tejo
dan ibunya adalah seorang terapist yang bekerja sebagai tukang pijit apabila
ada warga yang membutuhkan tenaganya untuk bisa dipijit agar bisa menjadi fit
dan bugar kembali setelah dipijit oleh Tejo atau ibunya. Tejo dan ibunya adalah
tukang pijit langganan pak Lasno dan ibu Lasno serta keluarganya yang rutin
dilakukan setiap satu minggu sekali. Artinya pertemuan antara Tejo, ibunya dan
keluarga pak Lasno rutin setiap minggu dirumahnya pak Lasno yang megah dan
besar itu. Keahlian memijit Tejo dan ibunya didapat dari ayah Tejo yaitu :
suaminya ibu Tejo yang meninggal akibat kasus tabrak lari dari sebuah mobil
yang tidak bertanggung jawab selepas memijit dikampung sebelah dekat rumahnya.
Hubungan
antara keluarga pak Lasno dan Tejo sangatlah baik, karena disamping Tejo itu
sopan, baik budi juga tampan, dan antara pak Lasno dan Tejo punya kesamaan yang
sama, bahwa antara pak Lasno dan Tejo adalah : seorang pekerja yang keras dan
sangat sayang kepada kedua orang tuanya, itulah yang menyebabkan pak Lasno
sangat akrab dan berbagi cerita dikala sedang dipijit pundaknya oleh Tejo.
Pokoknya pak Lasno bersimpatik dengan kepribadian Tejo dan ibunya yang tidak
pernah sekalipun memanfaatkan kebaikan dan kekayaan pak Lasno beda dengan sikap
Marlina dan Pertiwi, justru kedua anak gadis dari pak Lasno dan bu Lasno itu
tidaklah bersimpatik dengan ibunya Tejo dan si terapist muda yang bernama Tejo
tersebut, karena pernah Marlina dan Pertiwi meminta untuk dipijit oleh Tejo dan
Tejo menolaknya, karena dianggap bukan muhrimnya, dan yang paling menyakitkan
Marlina dan Pertiwi bahwa cinta mereka berdua ditanggapi dingin oleh Tejo,
artinya cinta bertepuk sebelah tangan, karena Tejo sadar bener bahwa Marlina
dan Pertiwi bisa mendapatkan seorang pria yang lebih baik dari dirinya. Dan
yang membuat shock dan makin membenci Tejo, bahwa disalah satu surat wasiat
yang dituliskan oleh pak Lasno, bahwa untuk mengganti hati bu Lasno yang kosong
ditulislah nama “Tejo” sang terapist muda, sopan, pekerja keras, baik budi dan
tampan untuk menjadi penggantinya sebagai suami bu Lasno!
Konflik
terjadi, Marlina dan Pertiwi menentang salah satu isi surat wasiat itu,
begitupun bu Lasno dan Tejo tidak serta merta setuju dengan salah satu isi
surat wasiat yang dituliskan oleh pak Lasno tanpa diketahui oleh keluarganya
itu, tapi surat wasiat itu syah dan harus dijalankan sesuai amanah dari pak
Lasno jauh-jauh hari ditulis dan diminta oleh pak Lasno sebelum meninggal dunia
yang di saksikan oleh kepala desa dan disyahkan oleh Notaris dan syah baik
secara hukum dan agama. Maka untuk menjalankan amanah dari pak Lasno itu
terjadilah pernikahan yang viral dan menjadi buah bibir dimana-mana.
Semua
warga dikampung Tejo menjadi happy, karena mereka mendapatkan hewan sapi ternak
sebagai hadiah souvenir dari pernikahan Tejo dengan bu Lasno. Apalagi mereka
yang mendapatkan giveaway berangkat umroh secara gratis! Tetapi tidak dengan
Tejo dan bu Lasno, karena mereka harus pisah rumah setelah bulan madu mereka
yang sangat romantis dan menguras tenaga serta isi dompet yang dikemas secara
lucu dan menggemaskan serta bikin baper yang melihatnya, dan suasana perpisahan
rumah antara Tejo dan bu Lasno yang dikemas secara apik dan emosional layaknya
pasangan muda mudi yang sedang kasmaran dan jatuh cinta .....
Persatuan
dan pertemuan antara Tejo dan bu Lasno akhirnya kembali terwujud, setelah bu
Lasno dinyatakan hamil kembali dan di USG bahwa bayi yang dikandung oleh bu
Lasno adalah seorang bayi laki-laki, dimana Marlina dan Pertiwi selalu
mendambakan adik seorang laki-laki yang tidak bisa diberikan oleh Almarhum
ayahnya tercinta pak Lasno, tapi diberikan oleh Tejo yang sekarang menjadi
suami sambung bagi ibunya tercinta yaitu : bu Lasno.
Akhirnya
cerita ini berakhir happy ending, dimana pada bulan ketujuh kehamilan bu Lasno,
semua bersuka cinta untuk siap-siap berangkat umroh bersama yaitu : bu Lasno,
Tejo, ibunya Tejo, Pertiwi dan Marlina serta pemenang 7 pasang give away
tersebut untuk mewujudkan keinginan dari seorang ‘ pak Lasno ‘ yang kebaikannya
tak pernah tergantikan.
Ubai Rai.
Genre : Drama, Comedy
Players: -Pak Lasno
-Ibu Lasno
-Tejo
-Marlina
-Pertiwi
-and others.
0 komentar