Sweet December



Mengambil setting di Pulau Dewata Bali yang indah dan eksotis, Sweet Desember mengisahkan tiga tokoh utamanya yaitu Gusti, Rara dan ibu Made.

Ibu Made mempunyai  seorang anak laki-laki semata wayang yang bernama “Gusti”. Hari-hari Gusti dihabiskan untuk membantu ibunya mengajar anak-anak menari dikampungnya disamping itu dia juga memiliki keahlian sebagai guru “Surfing” bagi turis lokal maupun asing yang ingin belajar Surfing agar bisa berselancar di pantai-pantai yang ada di Bali, sedangkan ibu Made adalah guru tari terkenal dan memiliki rumah yang dijadikan sebagai Homestay untuk para wisatawan yang ingin menginap dirumahnya sekaligus belajar menari dan berselancar di pantai bersama Gusti.

Pagi itu di bulan Desember, kesibukan mulai terasa di rumah Ibu Made, karena ibu Made akan menyambut tamu istimewanya yaitu Ayah dan Ibu Rara yang berkunjung ke Bali dalam rangka liburan dan akan menginap dirumah ibu Made, Ibu Made adalah sahabat ayah dan ibu Rara.

Pada liburan ini Rara dan kekasihnya yang bernama Dewo ikut serta bersama ayah dan ibunya, hal ini membuat Gusti merasa tidak nyaman karena hanya ada satu kamar yang dijadikan Homestay, sedangkan kamarnya yang penuh dengan pernak pernik Surfing miliknya akan digunakan oleh tamu sahabat ibunya itu.

Apabila kamar tersebut digunakan oleh tamu, maka Gusti akan tidur di pendopo tari samping rumahnya tentunya tidak senyaman dikamarnya sendiri.

Gusti menjemput keluarga Rara di Bandara, sepanjang perjalanan Gusti merasa risih dengan kemesraan Rara dan Dewo, maklum mereka adalah sepasang kekasih yang tinggal di Jakarta, so mereka tidak sungkan lagi untuk bermesra-mesra.

Dewo adalah Mahasiswa Teknik Sipil yang tak lama lagi akan menjadi seorang Arsitek sedangkan Rara masih duduk di Semester tiga Fakultas Kedokteran. Hubungan mereka sangat direstui oleh ayah ibunya.

Tak lama mereka sampai dirumah ibu Made, Pertemuan antara ibu Made dan keluarga Rara begitu hangat, penuh tawa dan canda, mereka bercerita tentang segalanya, dari mulai mengingat nostalgia saat kuliah di Jakarta, sampai dengan menceritakan anak mereka masing-masing. Sayangnya Gusti tidak bisa ikut berkumpul, Gusti harus mengajar berselancar.

 

Malam harinya Gusti bertanya-tanya, kemanakah tamu-tamu ibuku? Ternyata Dewo dan kedua orangtua Rara pulang ke Jakarta karena ada urusan mendadak yang tidak bisa ditinggalkan, Dewo harus menyelesaikan Skripsi dan orang tua Rara harus menyelesaikan kontrak bisnisnya.

Sedangkan Rara tetap tinggal di Bali selama beberapa hari karena Rara ingin sekali mengenal lebih dekat dengan Gusti yang super cuek, pintar berselancar dan tentunya mempunyai wajah yang rupawan dengan tubuh atletisnyaditambah rambutnya yang panjang, Gusti adalah sosok idaman kaum hawa, satu lagi yang belum diketahui Rara adalah Gusti piawai menari.

Pagi hari di bulan Desember yang cerah, dentingan musik rindik (gamelan khas Bali) menyeruak ke telinga Gusti yang masih tertidur di kamarnya, suara rindik itu ternyata dari pendopo tempat latihan menari, Rara dan ibu Made sedang mempersiapkan latihan menari untuk anak-anak di kampung.

Melihat kelenturan dan keahlian ibu Made dalam menarikan tari Bali, mengusik keinginan Rara untuk belajar menari bersama anak-anak, tetapi tetap terselip rasa malu untuk bergabung bersama mereka, maka Rara memutuskan untuk belajar menari secara Private. Dan latihan menaripun bisa dilakukan kala sore hari menjelang matahari terbenam dengan suasana yang intimate dan romantis dalam balutan sunset yang sangat indah.

Gusti pulang mengajar berselancar, melihat gerakan tari Rara yang masih kaku ketika Rara dan Ibu Made sedang latihan menari, Gusti pun tertawa dan meledek, masih kaku seperti gerakan robot .... hehehe.

Sejak saat itu Gusti pun mulai membuka diri ke Rara, mungkin karena Gusti terpesona akan kecantikan dan kebaikan Rara, senyum Rara begitu manis, indah dan menawan rasanya... tak bosan memandangnya.

Saat makan malam pun Gusti sudah mulai merasa nyaman duduk bertiga dengan ibunya dan tentu saja, Rara.

Sikap Gusti yang super cool, cuek ditanggapi oleh Rara yang justru peduli dengan keadaan Gusti. Menurutnya, jika kita mau tersenyum sedikit saja untuk orang-orang di sekitar kita, maka aura kecantikan atau ketampanan seseorang akan terpancar, itu yang Rara katakan kepada Gusti, sampai-sampai selalu terngiang di telinga Gusti hingga menjelang tidur.

Masih di bulan Desember yang Indah Rara masih ada di Bali, dan belum melakukan komunikasi dengan kedua orangtuanya maupun pacarnya, Dewo. Rara masih betah untuk tinggal beberapa hari lagi di Bali, tepatnya dirumah ibu Made, dia ingin sekali lebih dekat dan menaklukan hati Gusti, dan yang paling penting adalah dia bisa membawa oleh-oleh sebagai kejutan untuk keluarga dan pacarnya di Jakarta, yaitu Menari dengan indah.

Sesi latihan menari akan segera dimulai, tiba-tiba dari arah tangga pendopo terdengar teriakan minta tolong, ternyata ibu Made terpeleset setelah menginjak kain milik Rara yang akan digunakan untuk latihan menari sore itu. Rara panik karena tidak ada orang disekitar, dia tidak sadar bahwa sudah ada Gusti di belakangnya. Segera Gusti dan Rara memapah ibu Made menuju kamarnya.

Rara segera menolong ibu Made, karena Rara adalah mahasiswa kedokteran, maka dia tahu bahwa kondisi ibu Made tidak parah, hanya sedikit memar dan keseleo. Gusti yang melihat kondisi ibunya merasa tidak tenang karena Gusti sangat sayang pada ibunya.

Rara merawat dan mengobati kaki ibu Made dengan telaten dengan ilmu yang dimilikinya. Hal itu tak luput dari perhatian Gusti, lambat laun Gusti mulai terpesona akan kelembutan dan kecantikan Rara dalam merawat ibunya dengan tulus.

Masih di Bulan Desember yang manis, ibu Made menghampiri Gusti untuk mengatakan bahwa Gusti harus menggantikan dirinya untuk mengajar Rara menari, Gusti menolak karena dia merasa hanya piawai dalam hal mengajar Surfing dan bukan penari yang handal seperti ibunya. Tetapi atas desakan ibunya, Gusti pun pasrah.

Sore itu dalam balutan gerimis, Rara duduk dengan manisnya di pendopo tempat dia latihan menari, tiba-tiba dia dikejutkan dengan dentingan gamelan Bali dan seseorang yang memberikan kain dan selendang yang biasa digunakan untuk menari. Rara terkejut dan setengah tidak percaya karena yang memberikan semua itu adalah Gusti.

Gusti memberanikan diri mengatakan kepada Rara bahwa guru tarinya sekarang adalah dirinya selama ibu Made masih dalam perawatan dan proses penyembuhan.

Ternyata kepiawaian Gusti dalam menari melebihi ibunya, ini membuat Rara semakin jatuh hati kepada Gusti, tetapi Gusti tetap menjaga jarak karena dia sadar Rara telah memiliki seorang kekasih yang calon Arsitek itu.

Tatapan mata, sentuhan tangan, dan senyuman manis selalu terpancar selama latihan menari antara Rara dan Gusti, Rara jatuh cinta kepada Gusti, tetapi Gusti tidak, karena Gusti tidak mau mengganggu hubungan Rara dengan Dewo yang otomatis juga hubungan antara keluarga keduanya yang sudah terjalin baik.

Masih di bulan Desember yang romantis, Rara pun pulang ke Jakarta karena merasa sudah terlalu lama tinggal dirumah ibu Made disamping itu ada cinta yang yang tak terbalas.

Rara meninggalkan pulau Bali dan disaat bersamaan Gusti sedang melatih Surfing di salah satu pantai yang indah.

Rara mengingat semua kenangan indah selama dia tinggal dirumah ibu Made, menghabiskan waktu sore hari bersama Gusti, menikmati kopi di pagi hari, dan yang paling mengesankan adalah ketika latihan menari bersama Gusti. 

Hanya kain dan selendang miliknya yang bisa Rara titipkan kepada ibu Made untuk Gusti, dengan bungkus indah bergambar hati dan papan selancar bertuliskan huruf "R".


Ubai Rai.


Genre  : Drama, Teen

Players:    -Gusti

                 -Rara

                 -Ibu Made

                 -Dewo

                 -Ayah & Ibu Rara

                 -and others.

0 komentar