Ubai Rai
  • Home
  • Features
  • Interval
  • teruntuk
  • Chapter 1
  • Chapter 2



Laras, nama panggilan dari gadis cantik bernama “Larasati”, lahir dari seorang ibu yang bijak bernama ibu Ranti, hidup di kampung kecil  di tanah Jawa, dimana sejak kecil hingga dewasa hari-harinya dihabiskan hanya untuk membantu ibunya sebagai tenaga kesehatan dimana mereka tinggal.

Sebagai ibu yang bijak dan cantik juga, walaupun mereka tinggal di daerah yang tertinggal, pendidikan untuk putri semata wayangnya adalah menjadi prioritas, maklum ayah Laras sudah meninggal sejak Laras masih kecil.

Sejak kecil cita-cita Laras hanya satu, yaitu ingin membangun desanya supaya tidak selalu tertinggal dibandingkan dengan desa-desa lain di tanah Jawa ini. Laras ingin desanya maju, dikenal banyak orang dan mempunyai teknologi yang canggih seperti desa-desa lain, padahal Panorama alam desa, kehangatan penduduknya sangat terasa, bila ditambah dengan pengelolaan yang baik pasti akan bertambah nilainya.

Untuk mengenalkan desanya kepada khalayak, Laras, sejak kecil hingga tumbuh menjadi dara yang cantik, ingin sekali mengikuti ajang lomba Ratu Kecantikan yang sering ia lihat di televisi, dia bermimpi bahwa suatu saat nanti ia akan menjadi THE QUEEN satu-satunya Ratu yang ada di desanya dimana ia tinggal bersama ibunya.

Rio, sahabat Laras sejak kecil, ternyata membaca keinginan Laras untuk mengikuti ajang Ratu Kecantikan itu di Jakarta, karena terbentur kondisi dan tentunya keuangan yang tidak memadai, kontes Ratu Kecantikan itu hanya bisa dilihat di Televisi, Laras dan Rio tidak berdaya.

Sedangkan hasrat untuk mengenalkan desanya ke semua orang keinginan Laras untuk mengikuti ajang itu tak pernah pupus karena memang itu adalah cita-citanya sejak kecil.

Pendaftaran untuk mengikuti ajang Ratu Kecantikan tinggal beberapa hari lagi ditutup, hasrat Laras makin menggebu untuk mengikutinya, dengan bantuan Rio, sahabat sejak kecilnya dan Pak Manto, sang kepala Desa,

Laras dan Rio mencari Warnet dengan sepeda milik Pak Manto, sebuah Warnet, yang tentu saja letaknya sangat jauh dari desanya, dengan kondisi alam yang lumayan sulit untuk dilalui.  Sesampainya di Warnet, mereka langsung membuka Situs ajang Ratu Kecantikan tersebut dan mereka mendaftarkan nama Laras secara online tepat pada detik-detik menjelang penutupan waktu pendaftaran. itulah perjuangan pertama Laras dan Rio.

Hari terus berganti, Laras dan ibunya seperti biasa melakukan kegiatan rutin seperti hari-hari sebelumnya. Namun tidak dengan Rio, dia selalu mengintip ingin tahu perkembangan tentang pendaftaran ajang Ratu Kecantikan di warnet tempat mereka mendaftarkan Laras.

Tanpa diduga, kabar gembira ternyata nama Larasati masuk dalam ajang Ratu Kecantikan tersebut dengan visi dan misinya yang jelas yaitu ingin membangun dan mengenalkan desanya ditunjang oleh wajah yang cantik, Laras terpilih untuk mewakili desanya di ajang itu.

Dengan berbekal seadanya, Laras ditemani Rio, meninggalkan desanya menuju Jakarta. Di tempat karantina dimana semua peserta dari berbagai daerah berkumpul, menggali potensi mereka untuk bersaing dengan kontingen lain, apalagi ketika tiba waktunya penjurian.

Persaingan telah dimulai, mereka berlomba-lomba menarik perhatian para juri dari mulai fisik, karakter dan uji kemampuan dalam menjelaskan visi dan misi masing-masing.

Laras menjalaninya dengan santai tanpa terlihat beban di wajahnya, baginya yang terpenting adalah tujuan mengenalkan desanya selangkah lagi akan terwujud.

Di tempat Karantina, Laras selalu didampingi oleh Rio, karena pada undangan tertera peserta dapat didampingi oleh satu kerabat yang bisa menjembatani kebutuhan peserta. Peserta lain ada yang didampingi oleh ibunya, saudaranya bahkan Managernya dan mess untuk peserta dan pendamping terpisah.

Malam pengumuman Tiga Peserta akan segera dimulai, setelah melalui babak 15 besar, 10 besar hingga 5 besar, Laras melaluinya dengan lancar semua atas dukungan teman sekamar Laras yaitu Mona . Mona selalu memberikan semangat kepada Laras dan selalu mendukung kekurangan yang ada dalam diri Laras, dan selain Mona tentunya tak luput dukungan yang paling besar yaitu Rio.

Ajang 5 besar menuju 3 besar akan segera dimulai, Laras dan Mona bersiap menjawab pertanyaan dari para Juri seputar Visi, Misi dan Motivasinya jika terpilih sebagai pemenang Ajang ini atau dengan sebutan THE QUEEN .

Dengan mengenakan gaun merah yang elegan  para peserta yang masuk dalam 5 besar itu memang berhak memakainya diatas panggung yang megah itu .

Acara tersebut disiarkan secara langsung di salah satu stasiun televisi, maka semua orang dapat menyaksikan dan memberi dukungan kepada peserta yang masuk dalam 5 besar tersebut, apalagi jika peserta tersebut mewakili daerahnya, makin semangatlah penonton untuk memberikan dukungannya, tak terkecuali  warga desa dimana Laras berasal, disana mereka nonton bareng dirumah Pak Manto.

Pada saat kelima peserta sibuk dengan gaun yang akan dikenakan, juga para peserta lain yang telah tereliminasi pun hadir, Laras teringat sesuatu, ketika dia berangkat ke Jakarta, ibunya memberikan sebuah bungkusan dengan pesan harus dikenakan jika Laras lolos sampai Grand Final, ternyata bungkusan itu tertinggal di Hotel tempat dia di Karantina. Laras meminta tolong kepada Rio untuk mengambil bungkusan tersebut, akhirnya sampai juga bungkusan itu ke tangan Laras, setelah dibuka ternyata isinya sebuah Kotak Hitam dengan hati berdebar, Laras membuka kotak tersebut, pelan-pelan Laras membukanya dan isinya adalah Baju Kebaya dan kainnya yang unik serta perhiasan yang sudah ibu Ranti siapkan untuk putrinya. Itu berarti bahwa Laras harus mengganti gaun yang dikenakan dengan Baju Kebaya yang telah dipersiapkan oleh ibunya.

Sebagai konsekwensi nya, karena Laras memakai baju yang berbeda dengan apa yang telah ditentukan oleh Juri, maka Laras tidak memenangkan Ajang tersebut, walaupun Visi dan Misi yang Laras sampaikan membuat para Juri dan peserta lain terpukau,

Namun para Juri sepakat untuk memilih Laras sebagai Traditional Queen berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh para Juri.

Akhirnya berkat predikat Traditional Queen itulah Laras berhasil memperkenalkan desanya kepada khalayak, sekarang desanya menjadi salah satu tujuan wisata para pelancong yang ingin menikmati keindahan alamnya.



Ubai Rai.



Genre  : Drama

Players:    -Laras

                 -Rio

                 -Mona

                 -Ibu Ranti

                 -Pak Manto

                 -Anel

                 -and others.



Kisah tentang lintas agama, dimana Pak Atmo dan Bu Atmo adalah seorang muslim yang taat, mereka bekerja pada sebuah panti asuhan anak-anak khatolik disebuah dusun tanah jawa yang sangat mengharu biru.

Pak Atmo bekerja untuk membantu ibu panti mengurus kebun tanaman halaman panti dimana anak-anak panti itu tinggal. Sedangkan Bu Atmo membantu ibu panti untuk mengurus segala keperluan makan dan keperluan anak-anak panti yang lainnya didalam rumah.

Pak Atmo dan Bu Atmo berumur separuh baya, tetapi ia tidak mempunyai anak, maka anak-anak panti itu sudah dianggap seperti anak-anaknya sendiri. Terutama ada satu anak perempuan manis dan penghuni panti tersebut bernama Sinta yang sudah seperti anaknya sendiri. Pak Atmo dan Bu Atmo tidak tinggal didalam rumah panti tersebut, tetapi jarak antara rumah Pak Atmo dan panti tidaklah terlalu jauh. Untuk itu, setelah pekerjaan Bu Atmo dan Pak Atmo selesai, mereka pulang kerumah kecil yang mereka miliki sendiri.

Karena rasa sayang Pak Atmo kepada anak-anak panti, setiap menerima gaji hasil kerjanya ditabung sedikit demi sedikit untuk memberikan hadiah-hadiah yang tidak mahal tapi menyenangkan untuk anak-anak panti, dimana hadiah-hadiah itu diberikan kepada anak-anak panti pada saat pagi hari natal tiba dan Pak Atmo pun merubah dirinya menjadi seorang "Santa" yang baju itu dibelinya dipasar tempat menjual mainan anak-anak itu. Artinya, Pak Atmo menjelma menjadi Santa yang baik untuk anak-anak panti dan memberikan hadiah-hadiah yang lucu dari hasil menabung selama setahun. Karena kebahagiaan anak-anak juga menjadi kebahagiaan Pak Atmo juga. Perubahan wujud Pak Atmo menjadi Santa pada saat natal tiba, tidak diketahui oleh anak-anak panti, kecuali Bu Atmo dan ibu panti saja yang mengetahuinya.

Setiap natal tiba, anak-anak pasti menunggu Santa yang akan memberikannya hadiah-hadiah, tapi sayang diperayaan natal tahun kelima, Santa itu tidak pernah datang lagi untuk memberikan hadiah-hadiah untuk Sinta dan teman-temannya. Yang tersisa hanya pada hadiah perayaan natah tahun keempat dimana Pak Atmo alias Santa yang baik hati itu memberikan sebuah kalung indah "sepatu boot" Santa yang ada tulisan inisial huruf "S" nya untuk Sinta.

Pak Atmo jatuh sakit karena jatuh dari tangga pada saat hendak membetulkan genting rumahnya yang menyebabkan Pak Atmo sudah tidak bisa bekerja lagi di panti, tapi jatuh sakitnya Pak Atmo itu dirahasiakan oleh Bu Atmo dan ibu panti, supaya Sinta dan anak-anak yang lain tidak larut dalam kesedihan, karena Pak Atmo lumpuh dan hanya bisa berbaring ditempat tidur kayu tua miliknya. Oleh karena itu, sudah tidak ada lagi Santa yang baik pada saat natal tiba, dikarenakan "Sang Santa" alias Pak Atmo sudah tidak berdaya.

Lima belas tahun berlalu, Sinta menjelam menjadi gadis cantik, baik hati, dan bekerja sebagai perawat disalah satu rumah sakit besar di Jakarta. Tetapi setiap menjelang natal tiba, Sinta dan teman-teman kecil pantinya dahulu, selalu merayakannya di panti tempat mereka menghabiskan hari-harinya dengan orang-orang yang penuh cinta dan kehangatan, yaitu ibu panti dan Bu Atmo serta anak-anak panti kecil lainnya.

Pagi itu di natal yang penuh cinta, tiba-tiba Sinta mendengar pembicaraan antara Bu Atmo dan ibu panti, bahwa Pak Atmo akan dibawa kerumah sakit di Jakarta karena sakitnya yang tak kunjung sembuh, dan akan mendapatkan perawatan yang lebih baik tentunya di Jakarta.

Sinta memaksa Bu Atmo dan ibu panti untuk menceritakan yang sebenarnya 15 tahun yang lalu, apa yang sebenarnya terjadi dengan Pak Atmo. Setelah semua diceritakan dengan penuh haru dan penuh air mata, Sinta bersama teman-temannya dengan diantar Bu Atmo mengunjungi Pak Atmo yang sudah tua renta dan tak berdaya.

Suasana mengharu biru dirasakan oleh Sinta dan teman-temannya, karena di dinding pintu masuk kamar Pak Atmo terpangpang foto-foto kecil mereka yang sedang bersuka cita dengan Santa yang baik hati itu, dimana foto-foto itu masih terjaga dengan baik, bukti cinta Pak Atmo kepada anak-anak panti terutama Sinta. Apalagi setelah Sinta melihat baju khas Santa yang biasa dipakai oleh Pak Atmo masih tergantung rapi disudut kamar Pak Atmo.

Pertemuan Pak Atmo alias "Santa" disetiap natal itu, menjadi moment yang sangat menguras air mata Sinta dan teman-temannya. Apalagi Sinta selalu memakai kalung terakhir pemberian Pak Atmo yang selalu dipakainya pada saat hari yang bahagia itu. Dimana Pak Atmo dengan senyum manis menghembuskan nafas terakhirnya dipangkuan Sinta, Bu Atmo, dan teman-temannya pada hari natal tanggal 25 desember itu.



Ubai Rai.





Genre  : Drama, Kids

Players:    -Sinta

                 -Pak Atmo

                 -Bu Atmo

                 -Ibu Panti

                 -Anak-anak panti asuhan

                 -and others.




Mengambil setting di Pulau Dewata Bali yang indah dan eksotis, Sweet Desember mengisahkan tiga tokoh utamanya yaitu Gusti, Rara dan ibu Made.

Ibu Made mempunyai  seorang anak laki-laki semata wayang yang bernama “Gusti”. Hari-hari Gusti dihabiskan untuk membantu ibunya mengajar anak-anak menari dikampungnya disamping itu dia juga memiliki keahlian sebagai guru “Surfing” bagi turis lokal maupun asing yang ingin belajar Surfing agar bisa berselancar di pantai-pantai yang ada di Bali, sedangkan ibu Made adalah guru tari terkenal dan memiliki rumah yang dijadikan sebagai Homestay untuk para wisatawan yang ingin menginap dirumahnya sekaligus belajar menari dan berselancar di pantai bersama Gusti.

Pagi itu di bulan Desember, kesibukan mulai terasa di rumah Ibu Made, karena ibu Made akan menyambut tamu istimewanya yaitu Ayah dan Ibu Rara yang berkunjung ke Bali dalam rangka liburan dan akan menginap dirumah ibu Made, Ibu Made adalah sahabat ayah dan ibu Rara.

Pada liburan ini Rara dan kekasihnya yang bernama Dewo ikut serta bersama ayah dan ibunya, hal ini membuat Gusti merasa tidak nyaman karena hanya ada satu kamar yang dijadikan Homestay, sedangkan kamarnya yang penuh dengan pernak pernik Surfing miliknya akan digunakan oleh tamu sahabat ibunya itu.

Apabila kamar tersebut digunakan oleh tamu, maka Gusti akan tidur di pendopo tari samping rumahnya tentunya tidak senyaman dikamarnya sendiri.

Gusti menjemput keluarga Rara di Bandara, sepanjang perjalanan Gusti merasa risih dengan kemesraan Rara dan Dewo, maklum mereka adalah sepasang kekasih yang tinggal di Jakarta, so mereka tidak sungkan lagi untuk bermesra-mesra.

Dewo adalah Mahasiswa Teknik Sipil yang tak lama lagi akan menjadi seorang Arsitek sedangkan Rara masih duduk di Semester tiga Fakultas Kedokteran. Hubungan mereka sangat direstui oleh ayah ibunya.

Tak lama mereka sampai dirumah ibu Made, Pertemuan antara ibu Made dan keluarga Rara begitu hangat, penuh tawa dan canda, mereka bercerita tentang segalanya, dari mulai mengingat nostalgia saat kuliah di Jakarta, sampai dengan menceritakan anak mereka masing-masing. Sayangnya Gusti tidak bisa ikut berkumpul, Gusti harus mengajar berselancar.

 

Malam harinya Gusti bertanya-tanya, kemanakah tamu-tamu ibuku? Ternyata Dewo dan kedua orangtua Rara pulang ke Jakarta karena ada urusan mendadak yang tidak bisa ditinggalkan, Dewo harus menyelesaikan Skripsi dan orang tua Rara harus menyelesaikan kontrak bisnisnya.

Sedangkan Rara tetap tinggal di Bali selama beberapa hari karena Rara ingin sekali mengenal lebih dekat dengan Gusti yang super cuek, pintar berselancar dan tentunya mempunyai wajah yang rupawan dengan tubuh atletisnyaditambah rambutnya yang panjang, Gusti adalah sosok idaman kaum hawa, satu lagi yang belum diketahui Rara adalah Gusti piawai menari.

Pagi hari di bulan Desember yang cerah, dentingan musik rindik (gamelan khas Bali) menyeruak ke telinga Gusti yang masih tertidur di kamarnya, suara rindik itu ternyata dari pendopo tempat latihan menari, Rara dan ibu Made sedang mempersiapkan latihan menari untuk anak-anak di kampung.

Melihat kelenturan dan keahlian ibu Made dalam menarikan tari Bali, mengusik keinginan Rara untuk belajar menari bersama anak-anak, tetapi tetap terselip rasa malu untuk bergabung bersama mereka, maka Rara memutuskan untuk belajar menari secara Private. Dan latihan menaripun bisa dilakukan kala sore hari menjelang matahari terbenam dengan suasana yang intimate dan romantis dalam balutan sunset yang sangat indah.

Gusti pulang mengajar berselancar, melihat gerakan tari Rara yang masih kaku ketika Rara dan Ibu Made sedang latihan menari, Gusti pun tertawa dan meledek, masih kaku seperti gerakan robot .... hehehe.

Sejak saat itu Gusti pun mulai membuka diri ke Rara, mungkin karena Gusti terpesona akan kecantikan dan kebaikan Rara, senyum Rara begitu manis, indah dan menawan rasanya... tak bosan memandangnya.

Saat makan malam pun Gusti sudah mulai merasa nyaman duduk bertiga dengan ibunya dan tentu saja, Rara.

Sikap Gusti yang super cool, cuek ditanggapi oleh Rara yang justru peduli dengan keadaan Gusti. Menurutnya, jika kita mau tersenyum sedikit saja untuk orang-orang di sekitar kita, maka aura kecantikan atau ketampanan seseorang akan terpancar, itu yang Rara katakan kepada Gusti, sampai-sampai selalu terngiang di telinga Gusti hingga menjelang tidur.

Masih di bulan Desember yang Indah Rara masih ada di Bali, dan belum melakukan komunikasi dengan kedua orangtuanya maupun pacarnya, Dewo. Rara masih betah untuk tinggal beberapa hari lagi di Bali, tepatnya dirumah ibu Made, dia ingin sekali lebih dekat dan menaklukan hati Gusti, dan yang paling penting adalah dia bisa membawa oleh-oleh sebagai kejutan untuk keluarga dan pacarnya di Jakarta, yaitu Menari dengan indah.

Sesi latihan menari akan segera dimulai, tiba-tiba dari arah tangga pendopo terdengar teriakan minta tolong, ternyata ibu Made terpeleset setelah menginjak kain milik Rara yang akan digunakan untuk latihan menari sore itu. Rara panik karena tidak ada orang disekitar, dia tidak sadar bahwa sudah ada Gusti di belakangnya. Segera Gusti dan Rara memapah ibu Made menuju kamarnya.

Rara segera menolong ibu Made, karena Rara adalah mahasiswa kedokteran, maka dia tahu bahwa kondisi ibu Made tidak parah, hanya sedikit memar dan keseleo. Gusti yang melihat kondisi ibunya merasa tidak tenang karena Gusti sangat sayang pada ibunya.

Rara merawat dan mengobati kaki ibu Made dengan telaten dengan ilmu yang dimilikinya. Hal itu tak luput dari perhatian Gusti, lambat laun Gusti mulai terpesona akan kelembutan dan kecantikan Rara dalam merawat ibunya dengan tulus.

Masih di Bulan Desember yang manis, ibu Made menghampiri Gusti untuk mengatakan bahwa Gusti harus menggantikan dirinya untuk mengajar Rara menari, Gusti menolak karena dia merasa hanya piawai dalam hal mengajar Surfing dan bukan penari yang handal seperti ibunya. Tetapi atas desakan ibunya, Gusti pun pasrah.

Sore itu dalam balutan gerimis, Rara duduk dengan manisnya di pendopo tempat dia latihan menari, tiba-tiba dia dikejutkan dengan dentingan gamelan Bali dan seseorang yang memberikan kain dan selendang yang biasa digunakan untuk menari. Rara terkejut dan setengah tidak percaya karena yang memberikan semua itu adalah Gusti.

Gusti memberanikan diri mengatakan kepada Rara bahwa guru tarinya sekarang adalah dirinya selama ibu Made masih dalam perawatan dan proses penyembuhan.

Ternyata kepiawaian Gusti dalam menari melebihi ibunya, ini membuat Rara semakin jatuh hati kepada Gusti, tetapi Gusti tetap menjaga jarak karena dia sadar Rara telah memiliki seorang kekasih yang calon Arsitek itu.

Tatapan mata, sentuhan tangan, dan senyuman manis selalu terpancar selama latihan menari antara Rara dan Gusti, Rara jatuh cinta kepada Gusti, tetapi Gusti tidak, karena Gusti tidak mau mengganggu hubungan Rara dengan Dewo yang otomatis juga hubungan antara keluarga keduanya yang sudah terjalin baik.

Masih di bulan Desember yang romantis, Rara pun pulang ke Jakarta karena merasa sudah terlalu lama tinggal dirumah ibu Made disamping itu ada cinta yang yang tak terbalas.

Rara meninggalkan pulau Bali dan disaat bersamaan Gusti sedang melatih Surfing di salah satu pantai yang indah.

Rara mengingat semua kenangan indah selama dia tinggal dirumah ibu Made, menghabiskan waktu sore hari bersama Gusti, menikmati kopi di pagi hari, dan yang paling mengesankan adalah ketika latihan menari bersama Gusti. 

Hanya kain dan selendang miliknya yang bisa Rara titipkan kepada ibu Made untuk Gusti, dengan bungkus indah bergambar hati dan papan selancar bertuliskan huruf "R".


Ubai Rai.


Genre  : Drama, Teen

Players:    -Gusti

                 -Rara

                 -Ibu Made

                 -Dewo

                 -Ayah & Ibu Rara

                 -and others.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

TENTANG SAYA

Kumpulan Ide Cerita dan Goresan Original. Dibuat untuk sebuah jalan cerita film, sinetron, atau hanya untuk dibaca saja. Mudah-mudahan bisa berkesan dan terhibur dengan tulisan ini. Selamat membaca.

HUBUNGI SAYA

POPULAR POSTS

  • Beautiful Rain
    Kisah 3 (tiga) orang pemuda kampung (Jono, Nano, dan Tio) yang hidup nya susah karena sudah lama mereka menganggur atau tidak punya pekerjaa...
  • Cinta Sejati
      Interval (hanya untuk dibaca dan direnungkan)
  • Si Demplon
    Si Demplon bukan menceritakan seorang gadis yang cantik, montok, dan molek, yang menjadikan Si Demplon viral di sosmed dan terkenal dimana-m...
  • Salam ... Salim dan Salom
    Nursalam, Nursalim dan Salomita adalah tiga anak yang lahir dalam waktu yang hampir bersamaan dari seorang ibu yang melahirkan tiga anak kem...
  • Teman vs Sahabat
    Interval (hanya untuk dibaca dan direnungkan)

GENRE

  • Comedy 10
  • Drama 20
  • Fiction 1
  • Horror 3
  • Kids 3
  • Teen 7
  • Thriller 1
Ubai Rai 2021. Diberdayakan oleh Blogger.

TERBARU

You Are Still The Best!

  teruntuk Pak Andreas

ARSIP

  • ▼  2021 (9)
    • ►  November 2021 (6)
    • ▼  Desember 2021 (3)
      • Sweet December
      • Sinta vs Santa
      • The Queen
  • ►  2022 (20)
    • ►  Januari 2022 (2)
    • ►  Februari 2022 (9)
    • ►  Maret 2022 (5)
    • ►  April 2022 (1)
    • ►  Juli 2022 (1)
    • ►  Oktober 2022 (2)

IDECERITA.UBAIRAI

Copyright © Ubai Rai. Designed by OddThemes